BBM Bioetanol E10 Resmi Hadir

PT Pertamina (Persero) secara resmi meluncurkan BBM Bioetanol yang diberi kode E10. Apa itu E10? Singkatnya, ini bensin yang sudah dicampur 10% etanol. Etanolnya, yang jadi bintang baru, berasal dari hasil pertanian lokal. Program ini ambisius, tujuannya jelas untuk mengurangi ketergantungan kita pada BBM impor dan BBM fosil yang makin mahal. Pemerintah ingin memanfaatkan potensi sumber daya alam domestik, seperti tebu dan singkong, sekaligus membantu para petani kita.

Keputusan memakai Bioetanol disambut gembira oleh banyak pihak. Terutama oleh kelompok yang peduli lingkungan. Etanol dipercaya bisa menekan emisi gas buang secara signifikan. Harapannya, udara kota bisa jadi lebih bersih. Selain itu, E10 memiliki Angka Oktan Tinggi (RON). Secara teknis, RON yang tinggi ini baik untuk efisiensi mesin. Pakar dari ITB bahkan bilang manfaatnya nyata. Mesin modern bisa meningkatkan efisiensi hingga 30 persen. Akselerasi kendaraan pun terasa lebih nendang. Klaimnya, mobil keluaran baru tak perlu diutak-atik. Mobil yang dibuat setelah tahun 2010 diklaim aman total, karena materialnya memang sudah dirancang tahan etanol.

Waspada Korosi pada Mobil

Namun, di balik kabar baik ini, ada suara keraguan dan kekhawatiran serius. Sejumlah agen pemegang merek (APM) meminta pengujian yang lebih dalam. Kekhawatiran terbesar adalah potensi korosi pada mesin mobil tua. Mengapa? Etanol itu sifatnya higroskopis, artinya dia mudah sekali menyerap air. Air inilah yang bisa mempercepat karat. Ini cukup jadi masalah besar bagi mobil keluaran lama. Kebanyakan mobil lama belum memakai material karet sintetis. Saluran bahan bakar dan seal karetnya rentan getas, bahkan bocor. Tangki BBM logam juga gampang karatan. Konsumen yang punya mobil lawas butuh jaminan keamanan yang jelas dari pemerintah.

Di sisi lain, masalah pasokan dan infrastruktur juga harus diselesaikan. Kita sempat dengar kabar SPBU swasta menolak menjual BBM bercampur etanol dari Pertamina. Kejadian ini menunjukkan bahwa infrastruktur belum siap 100%. Pasokan etanol dari pabrik juga harus stabil, dan ini pekerjaan rumah besar. Para ahli mengingatkan agar pabrik etanol sebaiknya dibangun dekat area pertanian tebu. Komisi DPR pun mendesak agar kebijakan ini tidak terburu-buru. Uji coba harus transparan sebelum E10 diwajibkan. Jadi, keberhasilan Bioetanol sangat bergantung pada dua hal yaitu kesiapan mesin di jalanan dan kesiapan infrastruktur di SPBU.

Jangan lupa kunjungi website dan instagram kami!

Tanya Siska